MAKNA MEDITASI VIPASSANĀ BAGI MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA SYAILENDRA

Penulis

  • Danang Setyadi Sekolah Tinggi Agama Buddha Syailendra
  • Kustiani Kustiani Sekolah Tinggi Agama Buddha Syailendra, Semarang, Indonesia
  • Sukodoyo Sukodoyo Sekolah Tinggi Agama Buddha Syailendra, Semarang, Indonesia https://orcid.org/0000-0003-3342-3790

DOI:

https://doi.org/10.58762/jupen.v13i1.35

Kata Kunci:

Makna, Penerapan, Meditasi Vipassanā, Pendidikan Tinggi, Pendidikan Buddhist, Meditasi Kesadaran

Abstrak

Penelitian ini tentang makna meditasi vipassanā bagi mahasiswa STAB Syailendra. Latar belakang yaitu mahasiswa STAB Syailendra sebelum dimulai pelajaran selalu melaksanakan meditasi. Hal ini tentu berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari di tengah kemajuan teknologi yang membawa pengaruh negatif bagi mahasiswa. Berdasarkan hal tersebut penting untuk mengadakan penelitian guna mengetahui makna dan penerapan meditasi vipassanā sebagai bahan rekomedasi bagi mahasiswa dan lembaga STAB Syailendra untuk pelaksanaan meditasi selanjutnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa dan dosen STAB Syailendra. Teknik dan instrumen pengumpulan data yang digunakan yaitu menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen pengumpulan data denggan menggunakan pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kamera atau alat perekam. Cara untuk menjamin keabsahan data yang diperoleh melalui pengamatan terus-menerus, triangulasi, member check. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode Miles & Hurberman yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil dari penelitian ini meliputi makna dan penerapan meditasi vipassanā yaitu meningkatkan perhatian, meningkatkan kewaspadaan, meningkatkan kedisplinan, meningkatkan kesadaran, meningkatkan ketenangan, mengendalikan emosi, mengontrol diri, meningkatkan konsentrasi, menambah daya ingat, melatih pola pikir, keberanian dalam membuat keputusan, bersikap sopan, menjalankan silā dengan baik. Selanjutnya lebih memperhatikan dosen ketika memberikan materi, menyadari ketika melakukan segala sesuatu, fokus terhadap apa yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, menyenangkan, mempunyai perenungan, bisa berpikir jernih, tersusun rapi, damai, tidak merendahkan diri, dan lebih bisa menguasai diri.

 

Referensi

Diputhera, Oka. (2004). Meditasi II. Jakarta: Vajra Dharma Nusantara. Ditjen SDPPIK Kominfo. (2016).Data statistik pengguna internethttps://statistik.Kominfo.go.id/site/data/idetree=424&iddo=;diakses pada 17 Januari 2019. Pukul 20:00 WIB. Jong, Goey Tek. (2004). Samadhi. Srimanggala. Kaharudin. (2004). Kamus Umum Buddha Dhamma. Jakarta: Tri Sattva Buddhist Center. Kontur, Ronny.(2005). Metode Penelitian. Jakarta : CV. Raja Wali.

Mukti, Krishananda Wijaya. (2003). Wacana Buddha Dhamma.Jakarta: Yayasan Dharma Pembangunan. Ňānasampoān Bowwn. (2005). Hidup Luhur dengan Batin Berkualitas.Klaten. Premasiri. (1979). Pengertian Meditasi. Bandung: MLC. Rashid. Teja S.M. (1997). Sila dan Vinaya.Jakarta: Penerbit Buddhis Bodhi. Sejarah Singkat STAB Syailendra.https://www.YouTube.com/watch ?v=mTxiS3DAK3E/. diakses pada 29 Juni 2019. Pukul 11:30 WIB.

Diterbitkan

2020-02-29

Cara Mengutip

Setyadi, D., Kustiani, K., & Sukodoyo, S. (2020). MAKNA MEDITASI VIPASSANĀ BAGI MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA SYAILENDRA. Jurnal Pencerahan, 13(1), 52–61. https://doi.org/10.58762/jupen.v13i1.35

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

1 2 > >> 

Artikel Serupa

1 2 3 4 5 6 > >> 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.