IDENTIFICATION OF JATAKA STORIES IN THE BUDDHIST CANDIS OF CENTRAL JAVA

A Semiotic Study of Reliefs in the Candi Sojiwan, Mendut, and Borobudur

Penulis

  • Sentot Santacitto Sekolah Tinggi Agama Buddha Kertarajasa
  • Aryanto Firnadi Sekolah Tinggi Agama Buddha Kertarajasa
  • Rakay Indramayapanna Sekolah Tinggi Agama Buddha Kertarajasa

DOI:

https://doi.org/10.58762/jupen.v11i1.7

Kata Kunci:

Cerita Jātaka, Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Sojiwan, Arkelologi Buddhis

Abstrak

Kisah kehidupan lampau Buddha Gotama telah menjadi salah satu pembahasan penting dalam filsafat agama Buddha. Kisah-kisah kehidupan beliau tercatat di dalam Kanon Pāli terutama dalam teks Jātaka (birth stories of the Buddha). Kisah-kisah Jātaka telah mengalami popularitas pada zaman kuno di negara-negara Buddhis seperti India, Sri Lanka, Myanmar, Thailand dan bahkan Indonesia. Reputasinya tampak dari banyaknya cerita Jātaka yang dituangkan dalam seni dan arsitektur Buddhis. Di Indonesia sendiri kisah-kisah Jātaka tertuang pada relief di dinding candi-candi Buddhis, seperti candi Sojiwan, Mendut, dan Borobudur. Namun demikian, saat ini tidak ada buku yang telah mencoba membahas kisah Jātaka yang terpahat pada dinding candi-candi ini secara menyeluruh dan sistematis. Penelitian ini mencoba untuk mengidentifikasi kisah-kisah Jātaka pada relief di tiga candi yang berlokasi di Jawa Tengah yakni Sojiwan, Mendut, dan Borobudur. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Semiotika Charles Shanders Pierce. Teori ini digunakan untuk menafsirkan tanda-tanda yang terdapat pada relief di candi-candi tersebut dengan menggunakan segitiga makna (triangle of meaning) yakni interpretan (peneliti), objek (relief-relief pada tiga candi) dan tanda. Dalam tanda terdapat tiga hal yang dikaji yakni ikon, indeks dan simbol. Berhubungan dengan ikon peneliti mengidentifikasi gambar-gambar di relief sebagaimana adanya. Selanjutnya dalam indeks gambar-gambar yang sudah teridentifikasi dimaknai oleh peneliti sesuai dengan konteks yang ada. Misalnya, ikon yang menampakkan ada gambar manusia, mahkota, dan perhiasan menunjukkan bahwa seseorang yang mengenakan mahkota dan perhiasan tersebut diidentifikasi sebagai seorang bangsawan atau bahkan seorang raja. Disebabkan tiga candi ini merupakan candi Buddhis, simbol yang diberikan tentunya cenderung pada konteks Buddhis. Apabila pada relief tertentu teridentifikasi telah merepresentasikan kisah Jātaka tertentu, maka relief tersebut dianggap sebagai objek yang menyimbolkan kisah Jātaka. Dalam penelitian ini terdapat 109 panel relief tiga candi yang telah berhasil dikaji. Dari 109 panel relief tersebut terdapat 38 panel yang teridentifikasi merepresentasikan kisah-kisah jātaka. Pada candi Sojiwan terdapat 20 panel relief namun hanya 8 panel relief yang teridentifikasi telah mengisahkan cerita Jātaka. Dari 45 panel, 15 panel relief yang terdapat di candi Mendut ditemukan telah merepresentasikan kisah Jātaka. Sementara itu, 230 panel relief di candi Borobudur yang kemudian direduksi menjadi 44 panel dan berhasil diidentifikasi 15 panel relief yang memiliki hubungan dengan kisah-kisah Jātaka.

Referensi

Daigo, Cihara. (1996). Hindu-Buddhist Architecture in South East Asia. Leiden, New York: Die Deutsche Bibliothek. E.W. Cowel. (1895). The Stories of the Buddha Former Births (Jātaka),Vol. I.New Delhi: Asian Educational Services. E.W. Cowel. (1895). The Stories of the Buddha Former Births (Jātaka),Vol. II.New Delhi: Asian Educational Services. E.W. Cowel. (1897). The Stories of the Buddha Former Births (Jātaka),Vol. III.New Delhi: Asian Educational Services. E.W. Cowel. (1901). The Stories of the Buddha Former Births (Jātaka),Vol. IV.New Delhi: Asian Educational Services. E.W. Cowel. (1905). The Stories of the Buddha Former Births (Jātaka),Vol. V.New Delhi: Asian Educational Services. E.W. Cowel and W.H.D Rouse. (1970). The Stories of the Buddha Former Births (Jātaka),Vol. VI.New Delhi: Asian Educational Services. Fiske, John. (Tanpa Tahun). Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar Paling Komprehensif. Bandung : Jalasutra. Horner, I. B. (1963). The Book of the Discipline Volume V (Cullavagga).London: Luzac & Company Ltd. J.S. Speyer. (1895). Garland of Birth Stories (Gatakamala). London: Oxford University Press. Jacques Dumarcay. (1991). Borobudur. New York: Oxford University Press. Jan J. Boeles. (1989). The Secret of Borobudur–According to the Lotus of the True Law orthe Saddharmapundarika. Bangkok: Jan J. Boeles. John Miksic. (1997). Borobudur Golden Tales of the Buddha. Singapore: Periplus Editions (HK) Ltd. John N. Miksic, dll. (2010). Borobudur Majestic Mysterious Magnificient. Yogyakarta: PT.(Persero) Taman Wisata Borobudur. Jordan, Amy B.et al. (2009). Media Messages and Public Health: A Decicions Approach toContent Analysis. United Kingdom: Routledge Taylor and Francis Group. Kriyantono, Rachmat.(1996).Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Kulasuriya. (1996). Encylopaedia of Buddhism Vol. IV. Ceylon: The Government of Sri Lanka. Mark Long. (2009). Candi Mendut-Womb of the Tathāgata. New Delhi: Aditya Prakashan. Ñānamoli, Bhikkhu dan Bhikkhu Bodhi. (1995). The Middle Length Discourses of the Buddha (Majjhimanikāya). Sri Lanka: Buddhist Publication Society. Penyusun. (2009). Barabudur Tinjauan Arkeologi I. Indonesia: Gyan Publisher. Penyusun. (2015). Kraton Ratu Boko–A Javanese Site of Enigmatic Beauty.Yogyakarta: PT. Persero Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko. Ruslan, Rosady. (2003). Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Seckel. (1971). Encyclopaedia of Buddhism Vol. III.Ceylon: The Government of Sri Lanka. Sivaramamurti. (1965). Encyclopaedia of Buddhism Vol. I.Ceylon: The Government of Sri Lanka. Sobur, Alex. (2009). Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framming. Bandung: Remaja Rosdakarya. Soekmono. (1990). Borobudur Prayer in Stone. Singapore: Archipelago Press. Soekmono. (1976). Chandi Borobudur–A Monument of Mankind. Paris: The Unesco Press. Soekmono. (1995). The Javanese Candi: Function and Meaning. Leiden, Netherland: Die Deutche Bibliothek. Soekmono. (1973). Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Speyer, J. S. (1990). Garland of Birth Stories (Gātakamālā).Delhi: Motilal Banarsidass Publishers. Stokes, Jane. (2007). How To Do Media and Cultural Studies: Panduan untuk Melaksanakan Penelitian dalam Kajian Media dan Budaya.Yogyakarta: PT.Bentang Pustaka. T.W. Rhys David dan William Stede. (1997). Pali-English Dictionary. New Delhi: Asian Educational Service.

Diterbitkan

2018-02-09

Cara Mengutip

Santacitto, S., Firnadi, A., & Indramayapanna, R. (2018). IDENTIFICATION OF JATAKA STORIES IN THE BUDDHIST CANDIS OF CENTRAL JAVA: A Semiotic Study of Reliefs in the Candi Sojiwan, Mendut, and Borobudur. Jurnal Pencerahan, 11(1), 1–17. https://doi.org/10.58762/jupen.v11i1.7

Artikel Serupa

1 2 3 4 5 6 7 > >> 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.